Sunday, November 14, 2010

PENGERTIAN, PENYEBAB, DAN PENGOBATAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL HERPES SIMPLEKS (FEVER BLISTER, COLD SCORE, HERPES FENRILIS, HERPES LABIALIS, HERPES PROGENITALIS)

Herpes simpleks adalah infeksi akut oleh virus herpes simpleks (virus herpes hominis) tipe I dan tipe II yang ditandai adanya vesikel berke;ompok di atas kulit yang eritematosa di daerah mukokutan. Dapat berlangsung primer maupun rekuren. Herpes simpleks disebut juga fever blister, cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis (genitalis).

Etiologi
Virus herpes simpleks (VHS) tipe I dan tipe II adalah virus herpes hominis yang termasuk virus DNA.

Manifestasi Klinis
Masa inkubasi pada umumnya berkisar antara 3-7 hari, tapi dapat  lebih lama.
Infeksi primer
Berlangsung kira-kira 3 minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise, anoreksia, dan dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening regional.
Tampt predileksi VHS tipe I di daerah pinggang ke atas terutama di daerah mulut dan hidung, biasanya dimulai pada masa anak-anak. Inokulasi dapat terjadi secara kebetulan, misalnya kontak kulit pada perawat, dokter gigi, atau pada orang yang sering menggigit jari (herpetic whitlow). Virus ini juga sebagai penyebab herpes ensefalitis.
Tampat predileksi VHS tipe II di daerah pinggang ke bawah, terutama di daerah genital, juga dapat menyebabkan herpes meningitis dan infeksi neonatus.
Cara hubungan orogenital, dapat menyebabkan herpes pada derah genital yang disebabkan oleh VHS tipe I atau di daerah mulut dan rongga mulut yang disebabkan oleh VHS tipe II.
Kelainan klinis yang dijumpai berupa vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi yang dangkal, biasanya sembuh tampa sikatriks. Pada perabaan tidak terdapat indurasi. Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga memberi gambaran yang tidak jelas.
Fase laten
Tidak ditemukan gejala klinis, tetapi VHS dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis. Penularan dapat terjadi pada fase ini akibat pelepasan virus terus berlangsung meskipun dalam jumlah sedikit.
Infeksi rekurens
Rektivasi VHS pada ganglion dorsalis mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis. Dapat dipicu oleh trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur, hubungan seksual, dan sebagainya), trauma psikis (gangguan emosional); obat-obatan (kortikosteroid, imunosupresif), menstruasi, dan dapat pula timbul akibat jenis makanan dan minuman yang merangsang.
Gejala klinis yang timbul lebih ringan dari pada infeksi primer dan berlangsung kira-kira 7-10 hari. Sering ditemukan gejala prodromal local sebelum timbul vesikel, berupa rasa panas, gatal, dan nyeri. Dapat timbul pada tempat yang sama (loco) atau tempat lain/ atau tempat disekitarnya (non loco).
Herpes genitalis pada kehamilan
Perlu perhatian yang serius, karena dapat menimbulkan kelainan atau kematian janin terutama bila terjadi infeksi primer pada saat kehamilan. Kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa ensefalitis, keratokonjungtivitis, atau hepatitis; dapat pula timbul lesi pada kulit. Sebaiknya dilakukan partus secara seksio caesaria bila pada saat melahirkan sang ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat enam jam setelah ketuban pecah.
Bila transmisi terjadi pada trimester I cenderung terjadi abortus; sedangkan bila pada trimester II, terjadi prematuritas. Selain itu dapat terjadi transmisi pada saat intrapartum.

Pemeriksaan Penunjang
Virus herpes dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak. Jika tidak ada lesi dapat diperiksa antibody VHS. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa dari bahan vesikel dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear.

Diagnosis Banding
Impetigo vesikobulosa, ulkus durum, ulkus mole, dan ulkus mikstum.

Penatalaksanaan
  1. Medikamentosa
    • Belum ada terapi radikal
    • Pada episode pertama, berikan:
-Asiklovir 200 mg per oral 5 kali sehari selama 7 hari, atau
-Asiklovir 5 mg/kg BB, intravena tiap 8 jam selama 7 hari (bila gejala sistemik berat), atau
-Preparat isoprinosin sebagai imunomodulator, atau
-Asiklovir parenteral atau preparat adenine arabinosid (vitarabin) untuk penyakit yang lebig berat atau jika timbul komplikasi pada alat dalam.
·          Pada episode rekurensi, umumnya tidak perlu diobati karena bisa membiak, namun bila perlu dapat diobati dengan krim asiklovir. Bila pasien dengan gejala berat dan lama, berikan asiklovir 200 mg per oral 5 kali sehari, selama 5 hari. Jika timbul ulserasi dapat dilakukan kompres.
  1. Nonmedikamentosa
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
-         bahaya PMS dan komplikasinya
-         pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
-         cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
-         hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak dapat menghindarkan lagi
-         cara-cara menghindari infeksi PMS di masa datang.
-          
Prognosis
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara dini dan  tepat, yakni masa penyakit berlangsung lebih singkat dan rekurens lebih jarang.

Sumber : Media Aesculaplus fakultas kedokteran Universitas Indonesia 2000. “Kapita selekta kedokteran jilid 2 “

No comments: